1/3 Malam si Pendosa

Lembar demi lembar aku buka kembali buku itu.
Buku catatan kecil si pendosa, lusuh, kumuh dan menjijikan.
Rintihan kecil mulai terdengar, isak tangis memecah 1/3 malam.
Hampir ibu terbangun, suasana yang sepi kini semakin hening.
Buku itu mulai basah oleh air mata.. namun, masih belum ada yang bisa merubah sedih menjadi tawa.

Angin semilir kini bermain diantara kedua telinga yang tertutup kain hangat, balutan mukena panjang kini menempel seakan enggan berpisah.

Read More >>
Si pendosa terus meratapi catatan kecil yang kini halamannya mulai habis..
Halaman awal yang bersih, kemudian penuh dengan noda-noda hitam.
Tinggal dua halaman lagi yang tersisa, entah apa yang akan tertulis di lembar terakhir catatan kecil itu..

Kini, si pendosa menutup lembarannya, membuka satu lagi catatan kecil yang ia miliki. Catatan yang lebih bersih dari sebelumnya, lebih indah dan rapi.
Namun, isak tangisnya tak henti jua. Semakin dibuka lembaran itu air matanya kian membanjir deras dan wajahnya semakin murung.

1/3 malam terakhir. Lembaran itu masih banyak yang tersisa. Bersih, putih dan lagi-lagi entah apa yang akan tertulis di lembaran-lembaran berikutnya..
Ia menutupnya, menyesali betapa banyak dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu dan tak sebanding dengan kebaikannya di lembaran miliknya yang baru.
"mampukah aku menghapus noda-noda itu?" -bisiknya dengan lirih-


Betail. Tuesday, 10th February 2015.



http://twitter.com/syfiraaaa

Komentar

Postingan Populer