Kedustaan Berantai.


Sebagaimana kejujuran yang satu bersambung dengan lainnya dan amal kebajikan satu berlanjut amal shalih lainnya.

Demikian pula kedustaan..
Ia akan berantai hingga menjadi sifat buruk seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

“Sesungguhnya kejujuran adalah sebuah kebaikan, sedangkan kebajikan akan menuntun seseorang menuju surga.

Sesungguhnya seorang hamba senantiasa jujur hingga ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.

وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا

Adapun sesungguhnya kedustaan adalah sebuah kekejian, sedangkan kekejian akan menuntun seseorang menuju neraka.

Sesungguhnya seorang hamba senantiasa berdusta hingga ia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta...” (HR. Muslim: 4720)

Contoh mudah:

Seorang yang belum sarapan kemudian ditawari makan,

"Ayo, silahkan makan.."
"Saya sudah makan kog.." (Dusta)

"Ooh, makan dimana...?"
"Hmm.. Makan di warung sana itu..." (Dusta lagi)

"Warung disana itu menunya enak-enak. Tadi makan pakai apa...?"
"(Glek), pakai sayur, telur dan ikan..." (Dusta berantai)

Kasihan, malang nian nasib si pendusta.

Di dunia tiada lagi yang percaya, di akhirat masuk neraka..
 

Komentar

Postingan Populer