Seberkas cahaya dari seseorang (itu)
Seberkas cahaya dari seseorang (itu) ..
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Saya masih sangat ingat ada
seseorang yang mengirimi sebuah hadist mengenai jilbab, dimana artikel itu
berisi peringatan atas ayat-ayat suci Allah yang di ingkari kebenarannya.
Seseorang itu membuat saya sedikit was-was, karena saat itu saya masih dalam keadaan
belum berjilbab/berhijab. Saya masih dengan kebiasaan hidup di masa sekolah
dulu, masih hobi main kesana kemari, masih hobi menggunakan pakaian yang
katanya trend. Saat itu memang sudah sedikit demi sedikit saya
tinggalkan hal-hal demikian.
Seiring berjalannya waktu, saya
semakin kehilangan arah. Saya tidak tahu kemana saya harus berlabuh, tipikal
saya yang katanya ‘ke-ibuan’ membuat saya merasa saya tidak pantas berada
ditengah-tengah keadaan yang seperti ini, dimana banyak orang yang mengandalkan
trend dan hura-hura sebagai pola hidup meraka. Namun, saya harus tetap
melewatinya selangkah demi selangkah merasakan apa sih sebenarnya hidup di usia
17+ yang kata orang-orang sangat mengasikkan, bebas dan sebagainya.
Lalu, semakin terasa semenjak saya
bekerja untuk yang pertama kalinya. Saya memulai karir di kawasan Sudirman yang
subhanallah disana merupakan pusat maksiat, maaf harus saya katakan demikian.
Mungkin hanya segelintir yang masih mengingat Allah SWT, namun selebihnya
mereka bergerak tanpa ilmu agama. Saya terus mengamati masa-masa itu, masa
dimana saya mengenal hidup yang sesungguhnya. Dari awal ini sudah bertentangan
dengan hati nurani saya, dimana saya harus bertahan hidup diantara orang-orang
yang menjadikan BEKERJA sebagai prioritas utama mereka. Mereka bahkan rela
menghabiskan waktu untuk pekerjaan, seorang ibu melupakan kewajibannya sebagai
istri dan pahlawan bagi anak-anaknya, seorang ayah yang melupakan kewajibannya
sebagai nahkoda sebuah keluarga dalam mendidik sang buah hati, yang belum
berkeluarga menjadi enggan untuk menikah. Sungguh banyak hal yang membuat saya tercengang
dan bergidik jika mengingatnya.
Saya terus mengamati, dan nurani
selalu menolak. Hingga keberuntungan membawa saya pada kebaikan, saya bertemu
dengan seseorang yang mengajarkan saya sedikit demi sedikit kebaikan, islam,
dan tujuan hidup yang sebenarnya. Pertemuannya sangat singkat dan biasa-biasa
saja, namun ada hal yang membuat hati ku bergetar hebat, saat satu persatu aku
mengenal dan membuka tabir sisi lain dari dirinya, lagi-lagi saya tidak ingin
berharap banyak pada kebaikan yang orang-orang tawarkan kepada saya. Karena
setiap kebaikan pasti akan ada kekecewaan, saya selalu berusaha untuk
mempertahankan sistem kesederhanaan saya dalam mengagumi apapun. Dan ternyata
saya gagal..
Saya begitu mengaguminya, hingga
saya melihat ada seberkas cahaya putih yang menerangi hati saya, ada hal yang
membuat saya merasa bahwa dunia saya ada padanya. Bahwa pertanyaan-pertanyaan
yang selama ini menggantung di hati saya kini telah menemukan jawabannya,
bagaimana mungkin saya melewati hal sedemikian rupa? Selama ini saya
mencari-cari jati diri saya yang sebenarnya, saya mencari-cari apa yang
harusnya saya dapatkan. Penolakan-penolakan yang selama ini saya rasakan kini
telah menemukan tempatnya sendiri.
Singkat cerita, seseorang itu
mengajarkan saya banyak hal.. mulai dari berhijab hingga saya sadar apa yang
harus saya lakukan untuk mendapatkan apa yang saya cari saat ini. Ternyata
keberuntungan itu benar-benar jatuh kepada diri saya, Allah SWT telah
menunjukan saya jalan yang benar, bahkan saat gelap-pun saya tetap merasa
disinari cahaya. Masya Allah puji syukur terhadap-Nya.
Pembaca yang budiman, saya belajar
sangat sedikit demi sedikit. Meski begitu banyak hal yang membuat hati saya
kecewa, sakit, bahkan kesedihan yang silih berganti menerpa hidup saya. Dari
seseorang itu saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya, meski mungkin
seseorang itu hanya menganggap saya sekedar biasa, namun saya sungguh
mengaguminya. Kekaguman saya terhadapnya yang awalnya menggebu-gebu membuat
saya sadar, bahwa Allah tidak menyukai hal itu. Seseorang itu mengajarkan saya
untuk tidak berlebihan dalam bertindak, itu membuat saya lebih berhati-hati,
rasa terima kasih akan selalu saya hanturkan berupa doa-doa agar tak jumpa-pun
ia dapat merasakannya.
Saya belajar banyak hal, belajar
untuk bersabar saat di kecewakan, belajar mencintai secara sederhana dan begitu
banyak pelajaran yang saya dapatkan darinya. Pertemuan ini saya tidak pernah
tahu akan berakhir seperti apa, namun yang dapat saya pastikan bahwa saya akan
selalu mengagumi dirinya. Kemana perasaan ini akan bermuara, Allah SWT lah yang
lebih mengetahui segalanya. Aku serahkan segalanya kepada sang Kuasa.
Karena-Nya saya dipertemukan oleh seseorang itu, maka tidak menutup kemungkin
bahwa karena-Nya pula-lah saya dapat dipisahkan oleh seseorang itu.
Masya Allah, tiada henti saya ingin
memuji Allah SWT. Rabb yang begitu setia menemani saya, bahkan saat saya
benar-benar sendiri. Allah telah menitipkan rahmat saya kepada seseorang itu,
kebaikan yang ia tawarkan bukan lagi sebuah penawaran, bahkan saya dengan
senang hati mempelajarinya. Dia begitu sabar memberikan saya pengarahan meskipun
tidak jarang pula ia bersikap tegas kepada saya. Saya selalu menangis saat
seseorang itu memperlakukan saya dengan kasar, sebenarnya itu adalah perwujudan
ketegasannya yang selama ini saya tidak pahami. Namun, berkat itulah saya
mendapatkan banyak hal, termasuk mencintai karena Allah.
Lalu...
SIAPAKAH SESEORANG ITU?
Dia adalah laki-laki yang tidak
dapat saya gambarkan dengan untaian kata-kata usang seperti ini, tidak dapat
saya gambarkan kebaikannya, tidak dapat saya gambarkan keburukannya, tidak
dapat saya gambarkan apapun tentangnya. Tetapi, nurani saya selalu mengatakan
bahwa dia-lah yang paling berjasa dalam hal ini, dia-lah yang telah memberikan
seberkas cahaya di hati saya. Masya Allah,
Meskipun ia tidak sempurna, karena
memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun, pembaca yang budiman..
pembaca yang tidak pernah mengenal seseorang itu.. kalian hanya perlu tahu satu
hal bahwa dia-lah yang telah merebut seluruh perhatian saya atas kekaguman diri
saya terhadapnya. Akhlak yang kurang antara saya dan dirinya membuat saya terus
ingin belajar banyak hal, membahas sesuatu yang sangat bermanfaat mengenai
Islam. Seseorang itu yang mengajarkan saya untuk menjadi pendengar radio islam
yang baik. Seseorang yang berusaha dengan baik untuk saling mengingatkan,
seseorang yang memberikan kesempatan untuk saling belajar satu sama lain.
Dia pula yang telah memberikan saya
rasa kecewa, sakit, pahitnya perasaan, pengharapan yang sia-sia, dan.. saya
mendapatkan ganti keburukan itu dengan hati yang lebih kuat dalam menghadapi
cobaan, dalam mengontrol perasaan. Meski
perasaan saya terhadapnya begitu besar, namun saya selalu berusaha untuk
menjadi biasa, menjadi pengagumnya yang baik dan perhatian dan berusaha untuk
tidak membuat dirinya merasa terganggu atas perlakuan diri saya yang kurang
baik.
Hingga kini-pun saya masih pada
tempat yang sama, masih berjalan pada satu arah. Tidak memilih jalan lain
selain lurus dan mengikuti alur jalan yang telah di siapkan oleh Allah SWT.
Seseorang itu pun masih ada tepat di dalam hati saya, saya mengaguminya dalam
diam, meskipun ia mengetahui hal itu.. aku rasa tidak ada yang menampakkan ke
negatifan karena saya mengenalnya. Saya tahu bahwa seseorang itu tidak berani
menatap mata saya, tidak berani untuk menyentuh saya hingga dia yakin bahwa
saya sudah layak untuknya begitupun sebaliknya.
Maha suci Allah, Alhamdulillah
segalanya terus berjalan menuju kebaikan meskipun aral menerjang.. hingga saya
memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan hijrah untuk
kebaikan. Saya mencari pekerjaan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat
saya tinggal dan yang sangat jauh dari kemaksiatan. Itulah alasan utama saya
mengapa saya mengundurkan diri, meskipun saya mengatakan bahwa ini karena jarak
yang jauh, namun jauh di lubuk hati saya bahwa saya ingin menjadi pribadi yang
baik lagi. Sebelum semuanya terlambat saya harus mengakhiri segalanya yang
dapat membuat saya hancur perlahan-lahan.
Pembaca yang budiman, saat ini saya
baru saja memulai bekerja di perusahaan yang baru. Alhamdulillah, setiap
perusahaan pasti memiliki sisi positif dan negatif, namun ini adalah hal yang
saya cari. Di tempat baru ini hubungan saya dengan Allah terjalin menjadi lebih
baik, hal ini yang tidak
pernah saya dapatkan semasa saya bekerja di Sudirman. Subhanallah, malah saya
sangat sulit untuk beribadah kepada Allah, tidak konsen dan terlalu banyak
larangan.. di tempat kerja saya yang lama sangat di tuntut untuk urusan dunia,
sedangkan urusan akhirat menjadi nomer yang terbelakang.
Astagfirullahu al adzim, jika saya ingat saat saya di larang solat di
mushola gedung, saat saya membaca al-Qur’an dan dinyatakan saya berdusta (alias
tidur), saat saya memakai pakaian tertutup saya dikatakan seperti “ibu-ibu”..
Masya Allah betapa hati saya sakit, tapi apa daya saya? Jalan satu-satunya
adalah dengan meninggalkan apa yang dapat menyeret kita ke neraka Allah. Banyak
hal yang membuat saya semakin yakin bahwa keputusan yang saya ambil adalah yang
terbaik.
Alhamdulillah Allah telah
menunjukkan jalannya, semoga saya mendapatkan hal yang terbaik dan semoga
pembaca mendapatkan cahaya itu sesegera mungkin. Semoga cahaya itu dapat
mengantarkan kita ke pintu Surga, semoga cahaya itu selalu menerangi hati dan
fikiran kita di kala apapun, saat marah atau kecewa.
Percayalah pada apa yang menurutmu
yakin telah benar, pertimbangkanlah urusan akhirat lebih banyak dibanding
urusan mu di dunia. Karena sesungguhnya dunia hanyalah sebuah stasiun tempat
kita berlalu lalang, yang sudah tahu arahnya akan dengan mudah mencapai tempat
yang dituju. Dan yang belum bagaimana? Mohon di jawab sendiri
SAAT kita memutuskan untuk berhijrah
kita akan mengalami beberapa kesulitan, diantaranya adalah mulut-mulut orang
yang tidak bertanggung jawab. Namun, ini adalah proses menuju kedewasaan.
Banyak orang yang tidak menyukai perubahan kita bahkan tak segan-segan untuk
menyebarkan fitnahnya. Percayalah bahwa Allah SWT adalah tempat kita berlindung
dalam keadaan apapun.
Nah, pembaca yang budiman itu adalah
cerita singkat mengenai hijrah ku yang penuh harap cemas dan kecewa. Ukhti,
semoga kita menjadi wanita yang beruntung, wanita yang diberikan cahaya dalam
hati kita, semoga kita menjadi wanita shalihah. Aamiin
Untuk seseorang
itu, jika kamu membaca ini janganlah marah kepada saya. Jangan pula berfikir
bahwa saya berlebihan. Apapun itu, saya tetap mengagumi dirimu. Mungkin kelak nanti
kita akan bersama, atau tidak sama sekali. Saya ucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya.. jadi apapun dirimu dalam hidup saya, posisi dirimu tidak
akan pernah terganti di hati saya. Karena kehadiranmu adalah pembawa cahaya di
hati saya.
Bismillahirahmanirahim.. semoga
Allah memberikan berkah kepada kita semua.
Sesulit apapun
ujian itu tetaplah percaya bahwa Allah SWT ADA di rencana itu.
Hijrah lah
menuju kebaikan, yang buruk WAJIB ditinggalkan.
Semangat:)
Wa’alaikumsalam
Wr. Wb..
@syfiraaaa
Komentar
Posting Komentar