What’s up with donut?

What’s up with donut?

Ketika cinta memikirkan masa depan.

Time was running out...

Tidak ada waktu yang berjalan mundur. Pernah gue berfikir ingin mengulangnya dari awal. Tapi apapun yang sudah berlalu, akan tetap berlalu dan menjadi masa lalu. Sama halnya dengan cinta, cinta yang rumit beberapa tahun yang silam.

Cinta itu ibarat kue donat, manis walau tanpa gula. Gue nggak pernah berfikir kapan cinta itu datang dan pergi, tapi gue selalu bertanya “who is my soulmate?” yaph! Siapakah jodoh gue? Kapan ya ketemunya? Dimana? Kaya gimana? Hambar. Karena sampai kapanpun nggak ada yang bisa jawab pertanyaan gue selain “WAKTU”.

Dulu gue selalu mau jadi yang paling beda, tapi ternyata gue emang beda. Beda dari apapun..... keluarga gue, gue broken home. Tapi bagusnya, setan belum merasuki otak gue untuk melakukan hal-hal buruk. Gue nggak alay dan nggak pengecut yang sedikit-sedikit alasannya “gue broken!” duh cemen banget sih itu orang. Dalam hidup gue, gue punya prinsip. Setiap orang pasti punya dong visi dan misi, sekalipun itu orang gila. But don’t worry.. banyak kesempatan untuk menciptakan ribuan visi dan misi hidup lo. Mulai dari yang super gokil sampai yang super jenius.

Katanya hidup itu simple. Tapi kenapa putus cinta nangis? Terus langsung pasang PM di BBM “Single”. Maksud elo apa? duh kasihan. Yang kaya gini yang harus diterapi jiwa. Masalah jodoh itu kan kuasa Allah, bolehlah kita berusaha tapi jangan sampai menarik unsur ilfeel terkesan norak dan dibuat-buat. Prinsip gue kalo single, nggak nangis! Sedih boleh, tapi nggak perlu lebay dan nggak perlu up date status di Facebook or Twitter. Up date boleh, but cukup bilang “good bye” or “thanks you”. Terus udah deh kembali ceria, simplekan?

Duh, yang namanya talking itu emang gampang yah? Tapi menjalankannya? Itu dia masalahnya. Nggak ada hidup yang simple. Lah kok? Bingung yah? Pasti mulai pada protes dan komen kalo “gue itu labil” boleh boleh. Gue terima kok kritik dan sarannya. Orang yang bilang “hidup itu simple” adalah orang yang ‘terpaksa’ melihat temannya galau gara-gara jomblo. Duh duh, nggak tau aja kalo yang ngomong lebih rumit.

Filosofi kue donatnya belum selesai yah? Oke gue lanjutin. For kue donat. Siapa sih yang nggak kenal sama donut? Nenek-nenek aja masih doyan. Apalagi para balita yang imut-imut pasti sangat tertarik dengan kue gendut ini. Rasanya yang dominan manis, masih manis kan yah? Belum pernah sih gue makan donat yang asem apalagi pahit. Donut ini menarik loh kawan, bentuknya yang gendut dan bolong, rasanya yang manis dan design yang menarik. Termasuk gue adalah penggemar donut. Andai aja cinta itu bisa terus-terus kaya donat pasti bahagia dan kenyang terus.

Donut itu ibarat saat kita jatuh cinta. Tanpa gulapun masih terasa manis, terus saat cinta terbalaskan berbagai variasi bertaburan diatas donat rasanya pun tambah manis. Elo selalu mengkonsumsi donat, makan terus tuh kue gendut, saat elo sibuk pun elo kangen donat, saat mau tidur pun elo kangen donat. Donat itu selalu elo bawa kemanapun elo pergi, tapi pada suatu hari elo nyasar karena terlalu asik ngurusin itu donat. Sampailah elo di tempat yang berlumut, licin dan becek. Dengan rasa sayang elo tetap peluk donat itu di genggaman tangan lo, elo pegang dan elo jaga erat-erat. Elo merasa bahwa dunia lo itu cuma buat donat, saat elo berlari mencari jalan keluar kaki lo terpeleset, dan donat itu terpelanting jauh. Elo cari-cari donat itu, ternyata sudah dalam keadaan yang kotor dan basah. Nggak mungkin kan elo terus-terusan bawa donat kotor? Nggak mungkin juga kan elo makan itu donat?

Sama halnya dengan kita, saat kita menyukai sesuatu. Saat kita jatuh cinta semua terasa indah dan memilikinya seutuhnya. Merindukannya dalam keadaan sesibuk apapun, hingga kita lupa dengan keselamatan diri kita sendiri. Menjaga dan mencintainya dengan sepenuh jiwa dan mengikatnya dengan aturan bodoh kita. Hingga perilaku lo itu menyimpang jauh dari hakikat cinta yang sebenarnya, lo tersesat karena kebodohan lo sendiri. Ketika itu juga elo akan kehilangan seseorang yang elo sayangi, dia pergi jauh karena kesalahan lo. Dan ketika elo bertemu dengannya lagi, dia sudah dalam keadaan yang berbeda. Mungkin, sudah menemukan seseorang yang jauh lebih baik dari lo. Berjalan dihadapan lo. Terus elo mau bilang apa? nggak mungkin kan elo terang-terangan rebut dia? Nggak mungkin juga elo mau ngelarang dia? so? Don’t ever love someone with a fully. Why? Because of their love will make us forget the importence. Make us forget what roles we’re playing.

Cinta yang sewajarnya saja, nggak lebay dan jangan terlalu flat apalagi kaku. Intinya not excessive! Ok.

Oleh : Syafira Amelia

Komentar

Postingan Populer