End of May to the present.

#love #Islam


Aku mengerti bagaimana menjadi dirimu yang berjuang membuang kenangan tentang dirinya. Aku memahami bagaimana rasanya kehilangan karena ditinggalkan dengan sengaja, aku mengerti bagaimana rasanya harus menjadi sendiri karena di sakiti.

            Tidak ada yang salah dalam hal ini, aku atau dirimu. Kita benar, dan masa lalu mu. Aku hadir diantara perasaan yang berkabung beberapa tahun yang lalu, bukan karena ia dipanggil oleh sang Kuasa tapi kamu pergi karena penghianatan dari dirinya.

            Aku mengerti bagaimana dirimu berjuang keras untuk mewujudkan mimpi mu bersama dirinya, bagaimana kamu melalui hari-hari mu bersamanya, membangun mimpi itu dan yakin bahwa dialah yang pantas menjadi makmum mu di dunia dan di akhirat.

            Aku mengerti sebesar apa usahamu untuk duduk di hatinya, menempati posisi yang tidak didapatkan oleh pria lain. Aku mengerti, betapa kamu menginginkan dirinya, bahkan dirinya telah berhasil membuat mu meneteskan air mata. Tapi...

            Semua seperti mimpi bagimu, kekasih yang di idamkan yang akan kau halalkan pergi meninggalkan mu demi hati yang lain. Perasaan apa lagi yang dapat aku gambarkan? Tidak, aku tidak mampu membayangkannya, bahkan aku tidak menginginkan itu terjadi padamu. Aku tahu, bagaimana menderitanya seorang pria yang telah berjuang keras untuk menjadikan kekasih mu sebagai makmum yang kau yakini dia adalah jodohmu. Aku mengerti, itu sangatlah sulit untuk siapapun. Aku pun tidak dapat menerimanya..

            Namun, dirimu jauh lebih hebat dari apa yang aku kira. Aku tahu bagaimana kamu berusaha untuk bangkit kembali setelah pengharapan mu kepadanya hancur, kamu berusaha untuk menata hidupmu yang baru, menjalani hari-hari mu tanpa dirinya, mengatur segalanya tanpa cintanya. Kamu memang berhasil, tapi tidak secara keseluruhan.

            Luka akan terus ada dan menguak dalam hatimu, perasaan trauma dan sendiri itulah yang kamu inginkan, bahkan kau tidak ingin mengulang segalanya meskipun itu bersama orang yang baru. Sebesar itukah perasaan mu terhadapnya? Dan sesakit itukah dirimu?

            Banyak wanita yang silih berganti berusaha untuk menggantikan posisi wanita lamamu, mereka ingin menempati hatimu yang telah lama sepi. Bertahun-tahun kamu memilih untuk sendiri, saat sepucuk surat undangan datang kepadamu, saat ijab qobul telah mengikat kekasihmu yang dulu.. air mata itu mengalir. Seperti perih namun tiada daya, tangan Allah lebih berkuasa. Kamu yang mengharapkan duduk disampingnya tapi tidak pada kenyataannya, kamu yang bermimpi untuk melingkarkan cincin di jari manisnya namun itu pun tidak pernah dapat kau lakukan.

            Kamu pun pergi meninggalkan kepingan masa lalumu, mengubur segalanya dan dijadikan sebuah kisah yang amat cantik, aku tertarik untuk mendengarnya dari mu, namun kamu tidak pernah mengatakan itu padaku.

            Bertahun-tahun sudah kamu melewatinya sendiri, tidak mencari bahkan tidak ingin untuk memulai sesuatu yang baru. Memang semua butuh waktu untuk menghilangkan kekecewaan itu, menghilangkan kenangan pahit yang tidak mungkin pernah lepas sepanjang usiamu. Aku turut bahagia atas kesabaranmu, kamu begitu berhati-hati dalam memilih dan mencintai pasangan, karena aku tidak pernah mengalami apa yang kau alami. Ini besar, dan sangat menyakitkan, namun kamu akan kuat.

            Hingga takdir mempertemukan kita, disuatu garis yang amat berliku-liku. Aku seperti pemain labirin yang entah dimana pintu itu berada. Tak sengaja aku bertemu dengan mu, pertemuan yang sangat singkat namun penuh makna.

            Tidak ada yang berubah dari mu, kamu tetaplah orang yang terjebak oleh masa lalu. Tapi aku bangga karena engkau telah membuka sedikit ruang dihatimu untuk menempatkan aku disana, meski belum sebesar perasaanmu terhadapnya namun.. aku mengerti betapa dirimu kecewa dan takut kekecewaan itu akan terulang kembali bersamaku.

           Bahkan dirimu tidak pernah membuka siapakah dirimu sebenarnya, kamu menutupinya dengan sangat baik , aku setuju. Kau begitu banyak menguji ku, memberikan aku ujian besar dalam menghadapi sikapmu yang dingin.

            Terkadang aku iri pada dirinya yang dulu kamu cintai, aku ingin sepertinya yang tanpa memintamu untuk mencintainya kau tetap mencintainya, tanpa meminta perhatian dari mu kau tetap memberikan perhatian terhadapnya. Sedangkan aku? Aku harus menunggumu, menantikan sebuah keajaiban bahwa waktu akan merubah dirimu.

            Aku mengerti, dirimu telah lama sendiri. Bahkan mungkin kau telah lupa bagaimana caranya berteman dengan ku, bahkan kau lupa bagaimana memikirkan diriku. Atau kau lupa bahwa aku adalah wanita? Semua bukan salahmu ataupun masa lalumu. Semua hanya butuh waktu dan kesabaran.

            Aku tidak mengharapkan apapun darimu, namun aku percaya bahwa dinding yang kuat pun akan hancur oleh angin yang besar. Sedingin apapun sikapmu terhadapku akan terus bersabar dalam menghadapi mu, aku mengerti dan terus mencoba untuk mengerti. Terkadang aku sangat menginginkan dirimu, namun aku tahu bahwa ini bukanlah waktunya.

            Aku masih ingin terus menunggumu, bukan untuk apa-apa. Karena aku yakin bahwa masa lalu mu tidaklah lebih hebat dari hidup mu saat ini. Iman yang kuat selalu menjadi pegangan teguh jiwa mu, bahkan memandang wajahku saja itu tidak pernah engkau lakukan. Aku bangga dan berterima kasih karena kamu telah memperlakukan aku dengan baik, menjaga kehormatanku bahkan mempercayai ku untuk menjadi makmum mu kelak.

            Tugas ku hanya bersabar karena Allah tidak akan membiarkan hamba Nya menunggu terlalu lama, karena Allah mengetahui segalanya. Kita hanya menjalankan apa yang telah Allah tuliskan dalam takdir ini, kemudian pertemuan ini akan menjadi kisah terbaik dalam hidup ku. Bagaimana Dia mempertemukan ku dengan pria yang baik akhlaknya, dengan pria yang membuatku menjadi wanita bersabar, kuat, berjiwa besar, dan menghormati ku seperti wanita yang sebenarnya.

            Bila saat itu tiba tidak ada lagi keraguan diantara diri ku dan diri mu, tidak ada lagi dinding yang dapat menghalangi kita. Saat ini aku masih terus mengerti, aku akan melihat perjuangan mu dari sini, tak berjumpa dan tak berpegang tangan bukanlah masalah bagiku, namun doa dan kasih sayang yang tulus sudah sampai pada hati ku. Aku dapat merasakannya, biarlah kita menjalankan tugas kita sebagai seorang hamba Allah, dan jangan sesekali kita menguaknya lebih dulu. Karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi, karena dirimu lebih mengerti bahwa hakiki nya cinta saat kita telah menjadi keluarga.

            Kini aku tidak lagi khawatir, tidak takut akan kehilangan mu.. karena dinding itu perlahan runtuh. Kesabaran dan kelembutan hati aku yakin itu akan sampai pada rongga hati mu yang dulu engkau tutup rapat, aku akan mengetuknya dengan perlahan dan memasukinya sedikit demi sedikit sehingga tidak ada lagi pintu yang tertutup untuk ku.

            Mempelajari satu sama lain, memperbaiki diri dihadapan Allah. Dirimu menuntun ku selangkah demi selangkah, mengajarkan aku tentang kebaikan. Mengatakan bahwa “aku akan belajar menjadi imam-mu, biarlah kita berlatih sebelum waktu-Nya tiba.” Jika Allah tidak mempersatukan kita tentulah itu yang terbaik untuk kita.

            Menjadi pemain yang hebat itu adalah impian ku, di dunia ini aku akan berusaha menjadi sempurna di hadapan Allah SWT. Menjadi wanita shalihah, karena aku yakin bahwa apa yang telah terjadi padaku adalah atas kehendak-Nya. Cinta dan penantianku tidaklah berarti tanpa iman yang mengiringi hati ku, tanpa cinta dan kasih sayang dari Nya.

            Berterima kasihlah atas masa lalumu, tidak ada yang perlu di pertanyakan. Kini aku mengerti mengapa ini menimpa dirimu dan berdampak padaku, ini adalah jalan Allah dan ini adalah cara Nya untuk mempertemukan kita, memberikan kita pelajaran untuk dipahami bersama. Bahwa apapun yang kita yakini jika tanpa izin-Nya tentulah itu menjadi pengharapan yang sia-sia.
           
            Jiwa ku yang kerdil akan aku latih menjadi besar, sabar ku yang sedikit akan aku latih menjadi banyak, amarahku yang banyak akan aku latih untuk menjadi sedikit. Selagi kita menunggu kita akan terus belajar, berlatih, berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.

            Aku yakin, saat masa itu tiba tidak ada lagi yang tersembunyi dan disembunyikan. Mari kita bersabar, masa lalu mu adalah pelajaran terbesar untuk di waktu yang akan datang. Dan masa lalu ku biarlah ia menjadi pacuan untuk semangat ku untuk hijrah. Cinta.. seperti melodi yang sangat lembut, kadang tak terdengar. Namun doa, doa akan sampai tepat pada waktunya, dapat dirasakan kelembutan dan kehangatannya.

            Cinta dalam diam, Allah menyukainya. Cinta dalam diam, tak berjumpa namun tak akan pergi. Doa.. adakah media yang lebih baik dari itu?

Ukhti yang cantik hatinya, kesulitan di masa yang lalu bukanlah hal yang membebani. Kita hanya butuh usaha dan waktu yang cukup untuk mengerti bahwa tanpa masa lalu maka tidak ada kita yang sekarang..

Mungkin suatu hari nanti, kamu akan mengajukan banyak pertanyaan kepada ku. Namun tidak ada satupun pertanyaan mu yang dapat aku jawab. Karena semua terjadi begitu saja, mengalir seperti air, dan begitu berarti seperti oksigen.

            Kamu.. dan masa lalu. Tidak ada lagi yang akan merasa terjebak, karena Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Kisah apapun yang akan terjadi pada kita kelak itu adalah takdir yang telah Allah tuliskan.

Atas nama cinta dari yang (masih) tersembunyi dan yang (masih) disembunyikan.

               

I knows you End of May to the present. Who? He is..you

20:57
Minggu, 16 Oktober 2014

Komentar

Postingan Populer